Jumat, 12 September 2008

CISTOMA OVARII

TIJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kista ovarii yaitu suatu kantong abnormal berisi cairan atau setengah cairan yang tumbuh dalam indung telur (ovarium). Kista ovarium biasanya tidak bersifat kanker, namun walaupun kista tersebut bersifat kecil diperlukan perhatian yang lebih lanjut untuk memastikan kista tersebut tidak berupa kanker.(www.gogle.com).
Kista adalah tumor yang berisi cairan.kista ovarium dalam kehamilan dapat menyebabkan nyeri perut oleh karena putaran tangkai, atau perdarahan.kista ovarium putaran tangkai atau perdarahan biasanya terjadi pada trimester pertama kehamilan, berupa massa nyeri tekan diabdomen bawah.kadang-kadang kista ovarium ditemukan pada pemeriksaan fisik tanpa ada gejala (asimtomatik). Kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama kehamilan. kista adalah kantung yang tumbuh di dalam ovarium dan terdiri atas satu dinding atau lebih yang mengandung cairan. kista ini harus diangkat melalui operasi karena menyebabkan tekanan, lilitan perdarahan atau sumbatan pada jalan lahir.kista yang tumbuh dalam ovarium yang tumbuh dalam kehamilan hampir selalu jinak.
Kista ovarium dapat menyebabkan nyeri, rasa kembung yang membengkakan perut. pemeriksaan fisik dan ultrasonografi digunakan untuk mendiagnosa masalah. pengobatan biasanya dengan obat untuk nyeri dan observasi; pembedahan biasanya dihindari kecuali benar-benar diperlukan.
Jika diperlukan pembedahan kista mungkin akan diangkat atau didrainase. pada beberapa kasus, dokter harus mengangkat keseluruhan ovarium. jika pembedahan dapat ditunda ,waktu yang paling aman untuk melakukan pembedahan adalah setelah trimester pertama berakhir.
Resiko terhadap janin bervariasi, tergantung pada pembedahan dilakukan. pada awal kehamilan,pengangkatan ovarium dapat bermakna kehilangan hormone penting yang menyokong kehamilan.pada akhir kehamilan,kista dapat menyumbat jalan lahir,membutuhkan kelahiran cesarean. resiko alinnya dapat mencangkup resiko yang berkaitan dengan anestesi umum, infeksi dan kelahiran premature.(Curtis, 1997).
Kista ovarium yang berukuran kecil biasanya tidak menunjukkan gejala atau rasa sakit, kecuali pecah atau terpuntir yang menyebabkan sakit yang hebat di daerah perut bagian bawah, dan kaku, kista yang berukuran besar atau berjumlah banyak dapat menimbulkan gejala seperti rasa sakit pada panggul, sakit pinggang, sakit saat berhubungan seksual, perdarahan rahim yang abnormal.
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu, permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan jaringan ovarium yamg normal.Tumor biasanya unilateral, akan tetapi dapat juga dijumpai pada bilateral.
Kista ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses atresia follicular. Setiap bulan, sejumlah besar follikel menjadi mati, disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kista-kista kecil. Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak, sehingga terbentuklah kista yang besar,yang dapat ditemukan pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah jeruk (lemon).sering terjadi pada pubertas, climakterium dan sesudah salpingektomi.tidak jarang terjadi perdarahan yang masuk kedalam rongga kista, sehingga terjadi suatu haematoma follikuler.
Kista ini tidak memberikan gejala yang karakteristik, bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun.kurva suhu basal bersifat monofasis.
Bila mencapai ukuran yang cukup besar, kista tersebut dapat memberikan rasa penuh dan tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada tumor ovarii dapat menyebabkan torsi.kadang-kadang walaupun jarang,dapat terjadi rupture secara spontan, dengan disertai tanda-tanda perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu.yang paling sering terjadi ialah, cairan kista tersebut mengalami reseptor secara spontan setelah satu atau dua siklus.
Kista menerima darahnya dari suatu tangkai; kadang-kadang dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi. Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kista dan perubahan degenerasi, yang memudahkan timbulnya perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale. dinding kista agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang terakir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan degeneratif di dalam kista. Pada pembukaan terdapat cairan lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat, dan berwarna kuning sampai coklat tergantung dari pencampuranya dengan darah.
Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kista dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat diantaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet cells).sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar menjadi kista-kista baru, yang menyebabkan kista menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kista,dan dengan sekresinya menyebabkan pseudomiksoma peritonei.
Akibat pseudomiksoma peritonei ialah timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan menyebabkab banyak perlekatan.akhirnya, penderita meninggal karena ileus dan/atau inanisi.pada kista kadang-kadang dapat ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler.tempat-tempat tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasaan ini terdapat dalam kira-kira 5-10% dari kistadenoma musinosum.
Etiologi
Terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofisis, atau indung telur itu sendiri, dan juga idiopatik. Kista indung telur dari follikel yang tidak berfungsi selama siklus menstruasi.
Selain berasal dari kelainan sel telur (follikel), kista di ovarium juga biasa tumbuh begitu saja,. Kista semacam itu disebut kista coklat karena terdiri selaput yang berisi darah kental atau sering di sebut endometriosis.(www.gogle.com)
Manifestasi Klinis
Kistoma ovarii:
Mungkin ada amenorea,
Perut penderita makin besar,
Tetapi uterusnya sebesar biasa.(Saifuddin, 2002).
Menurut hardi dan Dr.Lastiko bramantyo Sp.OG, tidak ada patokan mengenai ukuran besarnya kista sehingga berpotensi pecah. ada kista yang berdiameter 5 cm sudah pecah, namun ada yang sampai 20 cm belum juga pecah.tetapi, pecahnya kista, katanya bisa menyebabkan pembuluh darah robek dan menimbulkan terjadinya perdarahan.hal itu sangat fatal karena dalam hitungan jam, penderita akan mengalami perdarahan dan kehilangan darah berliter-liter.(www.gogle.com)
Pengaruh Kistoma ovarii pada kehamilan dan Persalinan ialah:
abortus.
dapat terjadi torsi dari tumor.
dapat menimbulkan kelainan letak.
dapat menghalangi jalan lahir.
Diagnosa mudah pada hamil muda dan sulit sekali kalau uterus sudah besar, kadang-kadang baru diketahui adanya kista setelah persalinan. Mengingat penyulit-penyulit yang mungkin timbul dan kemungkinan keguguran maka sebaiknya kistoma ovarii di operasi walaupun penderita hamil karena ada kemungkinan corpus luteum graviditatis ikut terangkat, hingga terjadi abortus maka sebaiknya operasi di tunda sampai bulan ke 4.
Pada saat ini faal corpus luteum telah diambil alih oleh placenta. Sebelun dan sesudah operasi ibu diberi progesterone (25 mg,i.m./sehari) untuk memperkecil kemungkinan abortus.kalau tumor ini baru ditemukan pada hamil tua operasi ditunda sampai sesudah persalinan karena luka operasi yang baru sembuh dapat mengganggu kekuatan mengejan. kalau tumor menghalangi jalan lahir dilakukan SC dan pengangkatan tumor sekaligus, dalam keadaan darurat misalnya karena tidak mungkin melakukan operasi maka kista yang menghalangi jalan lahir dapat dipunksi untuk menghindarkan rupture uteri.(Sastrawinata, 1981).
Penatalaksanaan
Pada dasarnya dalam kehamilan tumor ovarium yang lebih besar yang lebih besar dari pada telur angsa harus dikeluarkan. Hal itu didasarkan atas 3 pertimbangan: (1) kemungkinan keganasan; (2) kemungkinan torsi’ dan (3) kemungkinan menimbulkan komplikasi obstetik yang gawat.
Pada kista ovarium dengan keluhan nyeri perut dilakukan laparatomi, pada kista ovarium asimtomatik besarnya lebih 10 cm, dilakukan laparatomi pada trimester ke dua kehamilan, kista yang kecil (<5cm)umumnya tidak memerlukan tindakan operatif, kista 5-10 cm, memerlukan observasi; jika menetap atau membesar, lakukan laparotomi, jika pada laparotomi ada kecurigaan keganasan, pasien perlu dirujuk kerumah sakit yang lebih lengkap untuk evaluasi dan penanganan selanjutnya.(Saifuddin, 2002).
Dalam triwulan I sebaiknya pengangkatan tumor ditunda sampai kehamilan mencapai 16 minggu. Saat operasi yang paling baik ialah dalam kehamilan antara 16 dan 20 minggu. Operasi dalam kehamilan muda dapat disusul oleh abortus apabila korpus luteum graviditatis yang menghasilkan progesteron ikut terangkat. Dalam hal demikian perlu diberikan terapi penggantian dengan suntikan progestin sampai kehamilan lewat 16 minggu. Apabila operasi dilakukan setelah kehamilan mencapai 16 minggu, maka hal tersebut di atas tidak usah dikhawatirkan karena plasenta sudah terbentuk lengkap, fungsi korpus luteum diambil alih oleh plasenta, dan produksi progesteron berlangsung terus walaupun korpus luteum terus terangkat. Sebaliknya rangsangan mekanis pada uterus waktu operasi sukar dihindarkan dengan akibat partus prematurus.(Saifuddin, 2002).
Mengenai cara mengatasi kista satu-satunya jalan yang paling efektif dengan mengangkat kista melalui operasi. (www.gogle.com).
Apabila tumor baru diketahui dalam kehamilan tua dan tidak menyebabkan penyulit obstetric atau gejala-gegala akut, atau tidak mencurigakan akan mengganas, maka kehamilan dapat di biarkan sampai berlangsung partus spontan. Dan operasi baru dilakukan dalam masa nifas. Akan tetapi apabila tumor terkurung dalam panggul, sectio sesarea merupakan tindakan pengakhiran kehamilan atau persalinan yang paling aman.
Dalam persalinan dapat dicoba secara hati-hati reposisi tumor yang menghalang-halangi turunnya kepala, asal disadari bahwa tumor kistik dapat pecah, apabila reposisi sudah kembali, anak dibiarkan lahir spontan dan tumor diangkat dalam masa nifas. lain hanya dengan tumor yang dianggap ganas atau yang disertai gejala-gejala akut. Dalam hal ini operasi harus segera dilakukan tanpa menghiraukan umur kehamilan.
Histerektomi
Histerektomi merupakan pembedahan dengan membuka dinding depan uterus untuk mengeluarkan isinya pada kehamilan 28 minggu.
Histerektomi dalam kebidanan dapat dilakukan sesudah:
seksio sesarea
Pengangkatan uterus setelah seksio sesarea diselenggarakan pada infeksi intrapartum yang berat, pada perdarahan karena atonia uteri yang tidak dapat diatasi oleh tindakan lain, pada uterus miomatosus dengan mioma yang besar dan/atau banyak, dan pada karsinoma servik uteri yang masih dapat dioperasi.
persalinan pervaginam
Pada persalinan pervaginam kadang-kadang dilakukan histerektomi apabila timbul perdarahan postpartum yang tidak dapat diatasi oleh tindakan lain, atau ada plasenta akreta.
terjadi ruptura uteri
Terapi yang terbaik pada rupture uteri adalah histerektomi, walaupun pada kasus-kasus tertentu kadang-kadang dapat dilakukan jahitan pada robekan tersebut. Dalam hal yang terakhir ini sebaiknya dilakukan sterilisasi. Pada ruptura uteri janin sudah meninggal dan seringkali untuk sebagian atau seluruhnya masuk dalam rongga perut. Dalam keadaan demikian dilakukan laparotomi,janin dan plasenta apabila yang akhir sudah lepas-dilahirkan, dan seterusnya uterus diangkat supravaginal.
Tehnik Dalam Histerektomi
Histerektomi biasanya dilakukan dengan meninggalkan adneksa kanan kiri. Ligamenta rotunda kanan dan kiri dipotong kira-kira 1,5 cm dari uterus dan diikat pada potongan medial dan lateral.
Jari telunjuk penolong ditekankan ke depan mulai dari dinding belakang ligamentum latum dibawah ligamentum ovarii proprium dekat pada pinggir uterus dan menembus ligamentum latum pada tempat pemotongan ligamentum rotundum
Setelah dipasang 2 cunam, tuba dan ligamentum ovarii proprium dipotong dan diikat pada potongan medial dan lateral.tindakan yang sama dilakukan pada bagian yang lain.
Kemudian peritoneum pada plika vesiko uterina pada garis tengah di buka, dan insisi dilakukan ke lateral kanan kiri sampai potongan ligamentum rotundum.
Dengan jari dibungkus dengan kain kasa, kandung kencing dan peritoneum dengan hati-hati didorong kebawah dan dilepas dari bagian bawah uterus. Disamping itu jaringan ligamentum latum yang terbuka didorong kebawah lateral untuk menjauhkan ureter dari uterus.
Peritoneum pada lapisan ligamentum latum digunting pada pinggir uterus kanan dan kiri, kemudian vasa uterina kanan dan kiri dengan cabang-cabangnnya dapat dijepit dekat pada uterus, digunting dan diikat dengan catgut yang kuat
Pada histerektomi supravaginal atau subtotal, servik uteri bagian atas dipegang dengan cunam servik, dibawahnya dipasang 1 cunam lagi dan servik dipotong diantara 2 cunam tersebut. Setelah perdarahan yang ada dirawat, luka pada servik uteri yang ditinggalkan dijahit dengan cutgut kuat, dan akhirnya diadakan peritioneisasi sisa servik, ujung ligamentum rotundum dan adnegsa yang telah dipotong, sebelah kiri dan kanan. Akhirnya luka dinding perut ditutup secara biasa.
Pada histerektomi total kandung kencing dilepaskan lebih kebawah lagi sampai vagina bagian atas. Pada dinding belakang uterus sedikit diatas hubungannya dengan ligamenta sacro uterine, diadakan insisi melintang sepanjang kira-kira 1,5 cm, dan dari lubang itu dilakukan pelepasan vagina dari rectum. Ujung ligamentumsacro uterine kanan dan kiri dipotong dan diikat dan setelah pinggir servik uteri kanan dan kiri dipisahkan dari jaringan parametrium, vagina didepan dibuka, dan dari luka itu uterus dipotong dari vagina. Setelah semua perdarahan dirawat dengan seksama, vagina ditutup dengan menjahitkan dinding depan dan dinding belakang. Akhirnya dilakukan peritoneisasi seperti tersebut diatas.
Pada hamil tua, khususnya jika persalinan sudah berlangsung dan sudah ada pembukaan servik uterus yang cukup besar, kadang-kadang sulit untuk menetapkan dimana servik berhenti dan vagina mulai. Kadang-kadang dikira menyelenggarakan histerektomi total, tetapi kemudian ternyata masih ada sisa servik uteri.


DAFTAR PUSTAKA
Curtis,glade ,B.1997.kehamilan diatas usia diatas 30. Jakarta:arcan
Manuaba,Ida Bagus Gde.1999. mwmahami kesehatan reproduksi wanita.Jakarta: Arcan
Doenges, E, Marilynn.2001.rencana perawatan maternal/bayi. Jakarta: penerbit buku kedokteran. EGC
Prawiro hardjo, Sarwono. 2002. ilmu kandungan. Jakarta: yayasan bina pustaka
Prawiro hardjo, Sarwono,2002. ilmu kebidanan. Jakarta: yayasan bina pustaka
Prawiro hardjo,Sarwono,2002. pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: yayasan bina pustaka
Sastrawinata,R, Sulaiman,1981. Obstetri patologo:Badan obstetric dan ginekologi. Bandung: FK universitas Padjadjaran.
Sastrawinata,R, Sulaiman,1981. Ginekologo: Badan obstetric dan ginekologo. Bandung FK universitas padjadjaran.

Tidak ada komentar: