Jumat, 12 September 2008

KETUBAN PECAH DINI


KETUBAN PECAH DINI

Pengertian
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah spontan yang terjadi pada sembarang usia kehamilan sebelum persalinan di mulai (William,2001)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu apabila pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm (mohtar,1998)
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan dan di tunggu satu jam belum di mulainya tanda persalinan (manuaba,2001)
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan berusia 22 minggu sebelum proses persalinan berlangsung dan dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm. (saifudin,2002)
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung.ketuban pecah dini di sebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uteri atau kedua faktor tersebut.berkurangnya kekuatan membrane disebabkan adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina servik (sarwono prawiroharjop,2002)
etiologi
servik incompetent
yaitu kelainan pada servik uteri di mana kanalis servikalis selalu terbuka.
ketegangan uterus yang berlebihan
misalnya pada kehamilan ganda dan hidroamnion karena adanya peningkatan tekanan pada kulit ketuban di atas ostium uteri internum pada servik atau peningkatan intra uterin secara mendadak.
kelainan letak janin dalam rahim
misalnya pada letak sunsang dan letak lintang,karena tidak ada bagan terendah yang menutupi pintu atas panggul yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian bawah.
kemungkinan kesempitan panggul,perut gantung,sepalopelvik,disproporsi.
Kelainan bawaan dari se;laput ketuban
Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenden dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya ketuban pecah dini(manuaba,1998)
fisiologi air ketuban
Di dalam ruang yang di liputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion dan korion terdapat likuor amnii.volume likuor amnii pada kehamilan cukup bulan 1000 ml – 1500 ml. Warna putih, agak keruh serta mempunyai bau yang agak khas,agak amis. Air ketuban mempunyai berat jenis 1.008 dan terdiri dari 98 % air,sisany albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel sel epitel, rambut lanugo, vernik caseosa, dan garam anorganik.
Fungsi air ketuban ::.
Melindungi janin terhadap trauma dari luar
Memungkinkan janin bergerak bebas
Melindungi terhadap perubahan suhu
Mempertahankan suhu tubuh bayi
Meratakan tekanan di dalam uterus sehingga servik membuka
Mencegah perlekatan janin
Patofisiologi
Banyak teori, mulai dari defek kromosom kelainan kolagen, sampai infeksi
Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi(sampai 65%)
High virulensi : Bakteroides.
Low firulence : Lactobasillus
Kolagen terdapat pada lapisan kompakta omnion,fibroblast,jaringan retikuler korion dan trofoblas. Sintensis maupun degradasi jaringan kolagen di control oleh system aktyfita dan inhibisi interleukin-1(iL-1) dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga terjadi depolemirasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan
manifestasi klinis
keluar air ketuban warna putih, jernih, kuning, hijau atau kecoklatan dengan sedikit atau sekaligus banyak.
Dapat di sertai demam bila sudah ada infeksi
Janin mudah di raba
Pada pemeriksaan dalam selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering
Pada inspekulo tampak air ketuban mengalir, selaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering.
penanganan
penanganan umum
konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
melakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar dan membedakannya dengan urin.
Jika ibu mengeluh pendarahan pada akhir kehamilan (di atas 22 minggu) jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital.
Tentukan ada tidaknya infeksi
Tentukan tanda tanda inpartu.
penanganan khusus
Rawat di rumah sakit
Jika ada pendarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan adanya solusio plasenta
Jika ada tanda tanda infeksi(demam, cairan vagina berbau) berikan antibiotika sama halnya jika terjadi amnionitis
Jika tidak ada infeksi dan kehamilan < 37 minggu
Berikan antibiotika untuk mengurangi morbiditas ibu dan janin.
Ampisilin 4 x 500 mg selm 7 hari di tambah eritromisin 250 mg per oral 3 x per hari selama 7 hari
Berikan kortikosteroid kepada ibu untuk memperbaiki kematangan paru janin
Betametason 12 mg Im dalam dosis setiap 6 jam atau dexamethason 6 mg Im dalam 4 dosis setiap 6 jam
Catatan : jangan berikan kortikosteroid jika terdapat tanda tanda infeksi.
Lakukan persalinan pada kehamilan 37 minggu
Jika terdapat his dan darah lender, kemungkinan terjadi persalinan preterm
jika tidak terdapat infeksi dan kehamilan > 37 minggu
jika ketuban telah pecah > 18 jam, berikan antibiotika profilaksis untuk mengurangi resiko infeksi streptokokus grup B.
ampicilin 2 gr I.V setiap 6 jam
penisilin G 2 juta unit I.V setiap 6 jam sampai persalinan
jika tidak ada infeksi pasca persalinan, hentikan antibiotika.
Nilai servik
Jika servik sudah matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitosin.
Jika servik belum matang, matangkan servik dengan prostaglandin dan infuse oksitosin atau lahirkan dengan section caecaria.
Jika terdapat amnionitis
Berikan antibiotika kombinasi sampai persalinan
Ampisilin 2 gr I.V setiap 6 jam di tambah gentamisin 5 mg/kg BB I.V setiap 24 jam
Jika persalinan pervaginam, hentikan antibiotika pada persalinan
Jika persalinan dengan secsio caesaria, lanjutkan antibiotika dan berikan metronidazol 500 mg I.V setiap 8 jam sampai bebas demam selama 48 jam.
Komplikasi ketuban pecah dini
Infeksi intrapartum (korioamnionitis)
Persalinan preterm,jika terjadi pada usia kehamilan preterm
Prolapas tali pusat
Oligohidroamnion
Pemeriksaan diaknostik
Ultrasonografi
Ultrasonografi dapat mengidentifikasi kehamilan ganda anormali janin,atau melokalisasi kantong cairan amnion pada omniosintensis.
Amniosintesis
Cairam amnion dapat di kirim ke laboratorium untuk evaluasi kematangan paru janin
Pemantauan janin
Menbantu dalam mengevaluasi janin
Protein C-reaktihistopatologi
Peningkatan protein C- reaktif serum menunjukkan peringatan korioamnionitis.
Histopatologi
Untuk mengetahui kelainan air ketuban
PENGKAJIAN
Sirkulasi
Hipertensi, edema patologis dan penyakit jantung sebelumnya
Integritas ego
Adanya ansietas sedang
Makanan/ cairan
Ketidakadekuatan atau penambahan berat badan berlebihan yang terjadi pada hidroamnion
Nyeri/ketidaknyamanan
Kontraksi intermiten sampai regular yang jaraknya kurang dari 10 menit selama paling sedikit 30 detik dalam 30-60 menit
Pernafasan
Mungkin perokok berat
Keamanan
Infeksi mungkin ada (misalnya ISK atau infeksi vagina )
seksualitas
tulang servikal dilatasi, membrane amnion mungkin rupture,pendarahan trisemester 3, aborsi sebelumnya,persalinan preterm,uterus distensi berlebih
Interaksi sosial
Dari kelas sosial ekonomi yang rendah
Penyulahan pembelajaran
Ketidakadekuatan atau tidak adanya perawatan prenatal, mungkin di bawah usia 18 tahun atau lebih dari 40 tahun, penggunaan alcohol atau obat obatan
Temukan kajian yang lain
- keluar cairan bening dari vagina secara mendadak, dengan di ikuti sedikit drainase.
- vagina penuh dengan cairan pada pemeriksaan speculum.
DATA SUBJEKTIF
Pancaran involunter atau kebocoran
Cairan jernih dari vagina merupakan gejal yang khas. Tidak ada nyeri maupun kontraksi uterus
Riwayat haid
Umur kehamilan diperkirakan dari haid terakhir.
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan umum : suhu normal terutama di sertai infeksi
Pemeriksaan abdomen : uterus lunak dan tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan pelvic : pemeriksaan speculum steril pertama kali di lakukan untuk memeriksa adanya cairan amnion dalam vagina.pemeriksaan vagina steril menentukan penipisan dan di latasi servik.
TES LABORAT
Hitung darah lengkap dengan apusan darh : leukositosis di gabung dengan peningkatan bentuk batang pada apusan tepi menunjukkan infeksi intrauterine.

Tidak ada komentar: